Jurnalis foto yang pernah viral karena menulis pesan menyentuh sebagai bentuk dukungan untuk Gaza. Dan tewas Fatima Hassouna dalam serangan brutal Israel pada pekan ini.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat (18/4) menyatakan Fatima tewas bersama tujuh anggota keluarganya dalam kediaman mereka.
Pada [tanggal kejadian], rumah Fatima di [lokasi] menjadi target serangan udara Israel. Ledakan dahsyat menghancurkan bangunan tersebut, menewaskan Fatima beserta tujuh anggota keluarganya, termasuk anak-anak dan orang tua.
Saksi mata menggambarkan situasi mencekam saat itu. “Kami mendengar suara pesawat, lalu ledakan besar. Tidak ada waktu untuk menyelamatkan diri,” kata seorang tetangga.
Reaksi Dunia Internasional
Kematian Fatima dan keluarganya memicu gelombang kecaman dari berbagai organisasi jurnalis dan HAM.
- Committee to Protect Journalists (CPJ) menuntut investigasi independen atas serangan ini.
- Amnesty International menyebut insiden ini sebagai pelanggaran HAM berat.
- PBB mendesak agar Israel mematuhi hukum humaniter internasional.
Namun, Israel membenarkan serangan tersebut dengan alasan bahwa bangunan itu digunakan oleh kelompok bersenjata Palestina—klaim yang dibantah oleh keluarga Fatima dan aktivis setempat.
Dampak pada Jurnalisme di Palestina
Kematian Fatima bukan hanya kehilangan pribadi, tetapi juga pukulan bagi kebebasan pers di Palestina. Setiap tahun, puluhan jurnalis terluka atau tewas saat meliput konflik, membuat pekerjaan mereka semakin berisiko.
Organisasi seperti Reporters Without Borders mencatat bahwa Israel telah berulang kali menargetkan wartawan, meski mereka mengenakan rompi pers.
Bagaimana Kita Bisa Membantu?
- Sebarkan informasi ini – Agar dunia tidak tutup mata atas tragedi kemanusiaan ini.
- Dukung organisasi pers independen – Yang meliput konflik Palestina-Israel secara objektif.
- Tekan pemerintah dan pemangku kebijakan – Untuk mengutuk serangan terhadap warga sipil dan jurnalis.
Fatima, Pahlawan yang Tak Terlupakan
Fatima mungkin telah pergi, tetapi suaranya tetap hidup melalui karya-karyanya. Dia mengingatkan kita bahwa di balik setiap berita dari Palestina, ada nyawa, keluarga, dan mimpi yang hancur oleh perang.
Kita harus terus menuntut keadilan—untuk Fatima, keluarganya, dan ribuan korban lainnya yang namanya mungkin tak pernah terdengar.