Shell adalah salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia, beroperasi di lebih dari 70 negara.
Shell mulai mengoperasikan SPBU sejak tahun 2005, dengan layanan premium serta produk BBM berkualitas tinggi. Meski tidak sebanyak SPBU milik Pertamina, Shell sempat menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat urban.
Meski tidak sebanyak SPBU milik Pertamina, Shell sempat menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat urban.
Industri bahan bakar di Indonesia sangat kompetitif, dengan Pertamina mendominasi pangsa pasar. Harga BBM yang ditawarkan Pertamina relatif lebih rendah dan didukung oleh jaringan distribusi yang masif. Ini menyulitkan Shell untuk bersaing, khususnya di tengah tekanan harga dan biaya operasional tinggi.
Menurut sejumlah sumber, Shell tengah melakukan evaluasi bisnis global, termasuk Indonesia. Penutupan SPBU tersebut sebagai bagian dari strategi rasionalisasi aset yang kurang menguntungkan. Fokus Shell kini lebih mengarah ke energi terbarukan dan pengembangan bisnis hilir non-SPBU.
Masyarakat kini semakin sadar akan efisiensi biaya, dan tren kendaraan listrik mulai menunjukkan pertumbuhan. Ini mengurangi ketergantungan pada BBM konvensional. Shell mungkin melihat penurunan prospek jangka panjang untuk bisnis SPBU di Indonesia.
Penutupan SPBU Shell bisa berdampak pada beberapa hal:
- Peluang bagi kompetitor
- Pekerja terdampak:
- Konsumen terbatas pilihan
Shell belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai arah bisnisnya di sektor ritel BBM Indonesia. tetapi analis memperkirakan perusahaan akan fokus pada proyek-proyek energi terbarukan, seperti biofuel, hidrogen, dan listrik untuk kendaraan.