Dalam dunia bisnis, kepergian pendiri sering kali menjadi momen kritis yang menentukan arah masa depan perusahaan. Begitu pula China, ketika tokoh-tokoh besar seperti Jack Ma (Alibaba) dan Richard Liu (JD.com) memutuskan mundur dari tampuk kepemimpinan. Namun, alih-alih tenggelam, raksasa-raksasa e-commerce ini justru menunjukkan tanda-tanda kebangkitan baru.
Alibaba juga sempat mengalami restrukturisasi besar-besaran pada unit-unit bisnisnya yang memicu eksodus para petinggi. Namun, berbagai terpaan itu bisa terlewati dan kini Alibaba mulai menunjukkan taringnya kembali.
Beberapa saat lalu, Alibaba mengumumkan kemitraan strategis dengan Apple untuk menghadirkan fitur kecerdasan buatan (AI) Apple Intelligence bagi iPhone yang terjual di China.
Terbaru, Alibaba kembali mencatat pencapaian moncer dari portal Taobao Instant Commerce miliknya. Portal tersebut fokus pada pengiriman barang instan dalam waktu 60 menit.
Sebulan pasca dirilis, layanan tersebut sudah menerima 40 juta pesanan setiap harinya, dikutip dari Reuters, Selasa (27/5/2025).
Portal Taobao Instant Commerce memasukkan vendor-vendor dari unit bisnis pengiriman makanan Eleme milki Alibaba ke dalam aplikasi belanja utama Taobao.
Tren pengiriman instan memang sedang tergenjot oleh e-commerce China untuk meningkatkan daya saing. Keberhasilan Alibaba menandai peralihan besar-besaran di platform online China dalam beberapa bulan terakhir.
Beberapa raksasa e-commerce China seperti Alibaba, JD, dan Meituan dalam beberapa bulan terakhir menggelontorkan investasi besar untuk mendorong layanan ‘ritel instan’. Hal ini menunjukkan iklim persaingan yang kian kencang untuk memberikan manfaat ke konsumen.
Kepergian Jack Ma dan Richard Liu bukanlah akhir dari cerita, melainkan awal dari era baru e-commerce China yang lebih profesional dan berorientasi jangka panjang. Dalam dunia yang bergerak cepat, kemampuan untuk bertransformasi adalah kunci. Dan Alibaba serta JD.com tampaknya telah belajar banyak dari masa transisi ini.