Perang dagang antara China dan Kanada secara resmi mulai Kamis (20/3/2025). Hal tarif Beijing atas produk-produk Kanada termasuk minyak lobak dan daging babi.
Beijing terhadap pungutan yang kenakan oleh Ottawa atas barang-barang China tahun lalu. Tarif tersebut kenakan pada minyak lobak, bungkil minyak, dan kacang polong yang impor dari Kanada dengan biaya tambahan sebesar 100%.
Meski begitu pengecualian ke beberapa produk. Akuatik dan daging babi akan kenakan pungutan sebesar 25%.
“Penyelidikan terhadap langkah-langkah ini menemukan bahwa kebijakan Kanada mengganggu tatanan perdagangan normal dan merugikan hak dan kepentingan sah perusahaan,” ujar pemerintah China.
Para pemimpin industri Kanada telah memperingatkan bahwa mereka akan terpukul keras oleh tarif baru tersebut. Apalagi, Kanada merupakan salah satu produsen kanola terbesar di dunia, dan hina secara historis telah menjadi salah satu pelanggan terbesarnya.
“Tarif baru dari China untuk minyak dan bungkil kanola Kanada akan berdampak buruk pada petani kanola dan rantai nilai yang lebih luas di saat perdagangan meningkat dan ketidakpastian geopolitik,” kata Presiden Dewan Kanola Kanada, Chris Davison.
“Kami mendesak pemerintah federal untuk segera bekerja sama dengan China, dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah ini,” tambahnya.
Meski begitu, beberapa penduduk Beijing mengatakan bahwa mereka mendukung tarif China atas barang-barang dari negara lain. Mereka menuturkan langkah ini untuk memperkuat swasembada pangan dalam negeri.
“China telah menjadi kuat dan tidak perlu bergantung pada orang lain untuk segalanya,” kata seorang penduduk Beijing berusia tiga puluhan, Zheng Ruitao.
“Bagi saya pribadi, dampaknya tidak terlalu besar, dampaknya mungkin pada negara,” timpal Song Qing, penduduk Beijing lainnya.
Hubungan antara Beijing dan Ottawa membeku selama beberapa tahun sejak 2018, ketika Kanada menahan Meng Wanzhou, seorang eksekutif puncak dari raksasa teknologi China Huawei. Ini mendorong Beijing untuk menangkap dua warga negara Kanada sebagai balasan.
Kanada dan China menghadapi ketegangan perdagangan dengan Amerika Presiden Donald Trump telah memberlakukan tarif baru yang ketat.