Selama dua dekade terakhir, China menjadi pusat produksi utama bagi perusahaan teknologi dunia, termasuk Apple. Namun, beberapa tahun belakangan, banyak pabrik—termasuk pemasok iPhone—mulai memindahkan operasinya ke negara lain, terutama India.
berapa faktor yang mendorong perpindahan ini antara lain:
- Perang Dagang AS-China – Tarif tinggi dan ketegangan politik membuat perusahaan mencari alternatif luar China.
- Kenaikan Upah di China – Biaya produksi China semakin mahal bandingkan negara berkembang seperti India.
- Diversifikasi Rantai Pasok – Apple dan perusahaan tech lain ingin mengurangi ketergantungan pada satu negara.
- Insentif Pemerintah India – Program Production-Linked Incentive (PLI) menarik banyak investor manufaktur.
India Jadi Pusat Produksi iPhone Baru
India kini menjadi tujuan utama bagi Apple dan pemasoknya, seperti Foxconn, Wistron, dan Pegatron. Beberapa fakta menarik terkait perpindahan ini:
✅ Peningkatan Produksi Signifikan – Pada 2023, 7% produksi iPhone global berasal dari India. Angka ini diprediksi naik hingga 25% pada 2025.
✅ Pabrik Foxconn di Tamil Nadu – Mempekerjakan puluhan ribu orang dan memproduksi model iPhone terbaru, termasuk iPhone 15.
✅ Investasi Besar-besaran – Apple dan mitranya berencana menanamkan miliaran dolar untuk ekspansi pabrik di India.
Sebagai “pabrik dunia,” China kini menghadapi tantangan serius. Banyak perusahaan teknologi beralih ke Vietnam, Meksiko, dan India untuk menghindari risiko geopolitik dan biaya tinggi.
Masa Depan Produksi iPhone: Akankah India Gantikan China?
Meski India berkembang pesat, China masih memegang 80% produksi iPhone global. Namun, tren relokasi ini menunjukkan bahwa:
🔹 Apple ingin mengurangi risiko dengan versifikasi produksi.
🔹 India berpotensi menjadi hub manufaktur terbesar di Asia dalam 5-10 tahun.
🔹 China harus berinovasi agar tetap kompetitif.
Perpindahan pabrik iPhone dari China ke India menandai perubahan besar dalam industri teknologi. Dengan dukungan pemerintah dan investasi besar-besaran, India siap menjadi raja manufaktur baru, sementara China harus beradaptasi agar tidak kehilangan dominasinya.