Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan optimis bahwa pada 2026, Indonesia tidak akan lagi melakukan impor beras. Target ini sejalan dengan upaya mencapai swasembada pangan, terutama untuk komoditas beras sebagai makanan pokok masyarakat.
Lantas, apakah target ini realistis? Bagaimana strategi pemerintah untuk mencapainya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Impor Beras Indonesia Selama Ini
Meski sebagai negara agraris, Indonesia masih melakukan impor beras dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa penyebabnya antara lain:
- Perubahan iklim yang memengaruhi produksi pangan.
- Alih fungsi lahan pertanian ke industri atau pemukiman.
- Keterbatasan teknologi pertanian di beberapa daerah.
Namun, pemerintah meyakini bahwa dengan berbagai program yang telah disiapkan, ketergantungan impor bisa dikurangi bahkan dihentikan.
Strategi Pemerintah untuk Capai Swasembada Beras
Agar tidak perlu impor beras pada 2026, Kementan menggalakkan beberapa program, di antaranya:
1. Intensifikasi Pertanian dengan Teknologi Modern
- Penggunaan varietas benih unggul yang tahan hama dan produktivitas tinggi.
- Penerapan smart farming seperti IoT (Internet of Things) untuk pemantauan lahan.
- Optimalisasi pupuk bersubsidi untuk petani.
2. Ekstensifikasi Lahan Pertanian
- Pembukaan lahan pertanian baru di luar Jawa, seperti Kalimantan dan Papua.
- Rehabilitasi lahan tidur menjadi area produktif.
3. Peningkatan Infrastruktur Pertanian
- Pembangunan bendungan dan irigasi untuk mendukung ketersediaan air.
- Perbaikan jalan usaha tani untuk distribusi hasil panen.
4. Dukungan Kebijakan dan Pendanaan
- Insentif bagi petani melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) pertanian.
- Penegakan hukum terhadap alih fungsi lahan pertanian ilegal.
Tantangan yang Harus Diatasi
Meski optimis, beberapa tantangan masih menghadang, seperti:
- Perubahan iklim ekstrem (El Niño/La Niña) yang mengancam panen.
- Hama dan penyakit tanaman yang terus berkembang.
- Kesejahteraan petani yang masih perlu ditingkatkan agar generasi muda mau terjun ke sektor pertanian.
Apakah Swasembada Beras 2026 Realistis?
Beberapa pakar menilai target ini ambisius namun mungkin tercapai jika:
✅ Program intensifikasi dan ekstensifikasi berjalan maksimal.
✅ Dukungan teknologi dan infrastruktur terpenuhi.
✅ Tidak ada gangguan besar seperti bencana alam atau krisis global.
Namun, jika faktor-faktor penghambat tidak segera diatasi, impor beras dalam jumlah kecil mungkin masih diperlukan.