Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, telah memimpin sejak 2005 dan kini berusia 88 tahun. Dengan situasi politik yang kompleks dan tekanan internal maupun internasional, pencarian penerusnya menjadi sorotan utama.
Baru-baru ini, muncul laporan bahwa Hussein al-Sheikh, sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), sebagai calon kuat pengganti Abbas. Siapa sebenarnya Hussein al-Sheikh, dan bagaimana pengaruhnya terhadap masa depan Palestina?
Profil Hussein al-Sheikh: Dari Aktivis Hingga Calon Pemimpin
Latar Belakang dan Karier Politik
Hussein al-Sheikh adalah salah satu politisi terkemuka di Palestina dengan pengalaman panjang dalam pemerintahan Abbas. Beberapa peran pentingnya meliputi:
- Menteri Urusan Sipil Otoritas Palestina, yang bertanggung jawab atas koordinasi dengan Israel.
- Sekretaris Jenderal PLO, organisasi yang diakui secara internasional sebagai representasi rakyat Palestina.
- Tokoh kunci dalam hubungan Palestina-Israel, termasuk pembicaraan keamanan dan bantuan kemanusiaan.
Dukungan dan Tantangan
Al-Sheikh terkenal dekat dengan Abbas dan memiliki hubungan kuat dengan negara-negara Arab serta pihak internasional. Namun, beberapa kelompok seperti Hamas dan faksi oposisi mungkin menentangnya karena dianggap terlalu kooperatif dengan Israel.
Dengan Mahmoud Abbas yang semakin tua, pencarian penerusnya menjadi krusial. Hussein al-Sheikh muncul sebagai kandidat utama, tetapi jalan menuju kepemimpinan masih penuh tantangan. Apakah dia bisa mempersatukan Palestina atau justru memicu perpecahan lebih dalam.
- Peningkatan Kerja Sama Regional: Dia bisa memperkuat hubungan dengan Mesir, Yordania, dan negara Teluk.
- Ketegangan dengan Hamas: Otoritas Palestina (Fatah) dan Hamas memiliki perbedaan strategi, yang bisa memicu konflik internal.
- Respons Internasional: AS dan Uni Eropa mungkin mendukung kepemimpinannya, sementara kelompok radikal menolak.